-->
logo blog

Wednesday, March 30, 2016

Apa Itu "Lelanguan" Pada Konsep Catur Brata Penyepian

Lelangauan Pengendalian Indra
Hindu Bersuara - Manusia hidup bergairah karena memiliki panca indra. Kelima indra bekerja dengan lima alat penyedar. Indra pengelihatan bekerja melalui mata, pendengaran melalui telinga, pembauan melalui hidung, pencecapan melalui lidah, dan perabaan melalui kulit.

Kelima indra mempunyai obyek indra yang enak dan indah akan memberi rasa gairah akan timbul bila mata melihat rupa yang indah, telinga mendengar suara yang merdu, hidung mencium bau yang harum, lidah mencecap rasa yang enak, dan kulit meraba permukaan yang halus.

Kecenderungan terhadap salah satu obyek indra menyebabkan adanya perbedaan antara orang yang satu dengan lainnya. Selanjunya mendorong orang untuk menggabungkan diri dalam satu perkumpulan yang dilandasi oleh kegemaran yang sama. Kelompok - kelompok seni mencerminkan kecenderungan ini. Kelompok seni rupa, grup musik, sanggar tari, istana parfum, wisata kuliner adalah beberapa contoh dari renik-renik budaya yang ditimbulkan oleh kecenderungan ini.

Agama Hindu memandang manusia hidup bukan hanya dalam belenggu duniawi, melainkan juga dalam belaian surgawi. Maka rasa gairah yang ditimbulkan oleh rangsang indra disikapi sebagai kalangwan. Atau dalam bahasa yang lebih muda disebut kalangon. Sedangkan Orang Bali menyebutnya dengan istilah kalangen. Obyek-obyek indra yang memberi rasa gairah dinamakan lelangwan kini disebut lelanguan. 

Dalam konsep persembahan agama Hindu terkandung nilai bahwa persembahan adalah suatu tindakan dalam bentuk memberikan sesuatu yang baik. Suasana pujawali di pura-pura sangat mencerminkan konsep ini. Umat Hindu mengenakan pakaian yang serba halus dan unggul dalam pujian; menebarkan bau wangi dalam bentuk bunga dan dupa harum serta wewangian lainnya; memasang dekorasi dan busana yang serba indah dengan aneka motif di parhayangan - parhayangan berdasarkan Silva Sastra; memperdengarkan aneka musik yang serasi dengan suasana berdasarkan Aji Gurnita; mempersembahkan sesajen dalam bentuk makanan dan minuman melalui olahan dengan aneka aroma berdasarkan tuntunan Supaka Sastra dan tatanan Dharma Caruban.

Agama Hindu juga mengajarkan tentang pengendalian indra. Karena sesungguhnya kemampuan dalam pengendalian indra merupakan landasan untuk mencapai sorga dan neraka (indriya ikang sinanggah swarga naraka). Jika kita mampu mengendalikan indra maka sesungguhnya kita sudah mencapai sorga (yan kawasa kahretanya, yeka saksat swarga ngaranya). Sedangkan jika kita tidak mampu mengendalikan indra maka sesungguhnya kita sudah jatuh kelembah neraka (yan tan kawasa kahretanya, saksat naraka ika).

Dalam rangka merayakan Nyepi terdapat konsep Catur Brata Penyepian yang meliputi pantang berapi-api (Amati Geni), pantang bekerja (Amati Karya), pantang berpergian (Amati Lelungan), dan pantangan berpoya-poya (Amati Lelanguan). Khusus dalam pantangan yang terakhir tersirat makna pengendalian indra.


Sumber : I Putu Gede Suata


EmoticonEmoticon