-->
logo blog

Thursday, March 21, 2019

Kehancuran alam semesta atau kiamat dalam ajaran agama Hindu

Hindu Bersuara--Kehancuran alam semesta atau kiamat dalam ajaran agama Hindu, disebut dengan Maha Pralaya. Maha berarti besar dan Pralaya berarti kehancuran. Keadaan Maha Pralaya adalah ketika dunia ini tersedot atau mengalami kontraksi bersatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan. Seperti seluruh jagad raya tersedot ke dalam lubang hitam.
.
Kehancuran Alam Semesta
Dalam proses kiamat besar tersebut, Tuhan tidak lagi berwujud sekala, seperti tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Tetapi Tuhan memusnahkan alam semesta dalam wujud niskala, dalam arti dunia beserta isinya akan hilang begitu saja. Ketika kiamat terjadi, saat itu Bhatara Brahma sebagai Sang Pencipta akan mengakhiri semua kerja atau karma-Nya. Dan, beliau memasuki dunia yang disebut Brahma Natha (malam hari Brahma).
.
Dunia yang ada saat ini merupakan Brahma Diwa (siang hari Brahma). Satu hari Brahma disebut dengan Kalpa. Namun proses kiamat ini tidaklah secepat yang dibayangkan. Sebab siang hari Brahma melewati 14 yuga atau siklus. Jadi untuk mencapai Maha Pralaya itu kita harus melewati 14 kali kertayuga, 14 kali tretayuga, 14 kali dwaparayuga, dan 14 kali kaliyuga.
.
Lalau ke mana manusia saat alam ini Maha Pralaya? Dalam pandangan Hindu, khususnya paham Siwa Sidhanta dikatakan bahwa kita tidak perlu khawatir kalau dunia ini kiamat. Sebab, ketika Maha Pralaya terjadi, tidak ada lagi surga dan neraka. Semua yang ada saat ini termasuk para dewa dan iblis akan kembali bersatu pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atau dalam kata lain moksa.
.
Oleh karena itu, dalam pandangan Hindu, tidak ada istilah kalau setelah kiamat, yang jahat akan mendekam di neraka abadi atau yang baik akan mendapat tempat di surga abadi. Sebab, alam material dan rohani akan kembali kepada asalnya. Sebab, masa Maha Pralaya ini adalah akhir dari semua ciptaan. Perlu ditegaskan bahwa kiamat itu memang ada, dan saat ini sedang menuju ke proses itu. Saat ini dunia baru di swata manu atau yang ketujuh. Jadi kita masih memiliki waktu tujuh yuga lagi sebelum dunia ini Maha Pralaya. ditulis ( Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda)
.

.


EmoticonEmoticon