Hindu Bersuara - Melik
adalah suatu anugrah pada saat kelahiran anak yang teramat besar dari Ida Sang
Hyang Widhi. Dalam Lontar Purwa Gama disebutkan bahwa Anak yang memiliki melik
mempunyai rerajahan sejak lahir yang dapat menimbulkan kematian, sehingga
diperlukan upacara pebayuhan otonan melik pada si anak untuk menetralisir
kekuatan tersebut dan selalu ingat dalam melaksanakan suci laksana untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesucian diri.
Lahir Melik Dalam Hindu |
Rerajahan yang terdapat
pada orang melik biasanya terdapat di telapak tangan, dijidat atau di bagian
tubuh tertentu selain itu juga bisa terdapat tanda senjata terkadang terdapat
salah satu dari sembilan senjata pengider bhuwana tergantung tugas yang diemban
sang anak lahir ke dunia, dengan rerajahan senjata para dewa seperti:
- Bajra
- Gada
- Nagapasa
- Cakra
- Dupa
- Angkus
- Trisula
- Moksala
- Api dan Angin
Tentu jika ingin
melihat tanda-tanda berupa sejata diatas pada orang melik tidak dapat dilihat
dengan kasat mata/ mata orang biasa. Melik atau tidaknya seseorang biasanya
diketahui setelah matetuun atau mepinunas pada sulinggih atau balian. Orang
yang melik mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang biasa pada
umumnya.
Ia disenangi semua
golongan roh halus, baik itu roh yang bersifat negatif (butha) juga para
dewa-dewi.
Ciri-ciri
Anak Melik
Kelahiran “melik”
terlihat dari tanda-tanda di tubuhnya, antara lain :
1.
Ketika lahir, badannya dililit tali plasenta beberapa kali putaran. Kelahiran
seperti ini sangat jarang terjadi, dan kalau ada, kebanyakan mati beberapa saat
sebelum keluar dari rahim ibunya.
2.
Ketika tumbuh berumur +/- 2 tahun, rambut di kepalanya kusut (sempuut). Walau
digundul, tumbuhnya sempuut lagi.
3. Kepalanya mempunyai
pusaran (usehan) 3 atau lebih
4. Lidahnya poleng (ada
warna hitam/coklat)
5. Ada tahi lalat besar
(maaf) di kemaluannya
Semakin cepat seseorang
mengetahui dirinya memelik maka semakin bagus sehingga akan segera dibuatkan
upacara penebusan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk dari memelik.
Jika tidak mendapat
banten penebusan maka biasanya orang yang memelik sesuai dengan kelahirannya
ada yang diambil pada saat baru bisa berjalan, ketika baru menikah dalam
upacara pawiwahan, dan ada juga pada saat baru mempunyai anak. Dengan pebayuhan
melik akan dinetralisir kekurangan yang ada dalam dirinya (menghilangkan apes
pengaruh melik). Supaya semua kekuatan bersinergi, agar dapat keseimbangan
antara Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
Sesungguhnya orang
Melik itu adalah berkah bagi keluarganya karena dia ibarat lokomitif atau
pesawat terbang yang akan mengantarkan keluarganya ke alam kebahagiaan
sekala-niskala. Maka tolong bantu dan bimbing orang-orang Melik itu karena dia
akan berguna tidak hanya bagi keluarga yang memiliki tetapi juga bagi
masyarakat luar, bahkan bangsa.
Dalam sejarah Bali, ada
contoh kelahiran melik yang sangat heboh, yakni kelahiran bayi tahun 1599 M,
hasil perkawinan (tidak resmi) Dalem Seganing dengan Si Luh Pasek Panji. Ketika
lahir, tubuh bayi itu seluruhnya berwarna merah darah, dan di malam hari dari
ubun-ubunnya keluar sinar terang berwarna biru. Oleh karena itu bayi itu
dinamakan Ki Barak Panji. Ternyata setelah besar beliau sangat sakti sehingga
berhasil menjadi Raja Buleleng I dengan gelar I Gusti Anglurah Panji Sakti.
Bahkan ada pula yang
mengatakan entah benar atau tidaknya kami sendiri belum berani memberi
kepastian, dikutip dari blog I Gede Junidwaja menyebutkan “Jangan lupa Presiden
RI Pertama Soekarno pun orang memelik, saya tahu dan pernah bertemu dengan
saksi yang masih hidup dan memang mampu mengenali orang memelik.”
Merawat
Anak Melik
Anak melik biasanya
“kerinyi” (bahasa Indonesia : sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, dll).
Jadi ia perlu diperlakukan beda, misalnya kamar tidurnya harus selalu bersih
dan suci, ada pelangkiran diatas hulu tidurnya. Ia perlu sering-sering melukat ke
Gerya, makanannya di jaga agar selalu memakan makanan yang satwika. Banyak bergaul dengan orang-orang suci, karena dia
merasa dekat dengannya. Kalau makin dewasa, berikan pelajaran agama yang
intensif, panggilkan guru agama kerumah untuk les, dan berikan pelajaran
spiritual secara bertahap. Nanti ia akan berumur panjang dan menjadi orang
suci, karena atman (roh) nya sudah dalam kondisi siap menerima lanjutan
kemampuan supranatural.
Bagaimana
caranya agar orang Memelik tidak pendek umur?
Syarat pertama adalah
jaga makanannya, jangan sampai makan makanan kotor sekala niskala.
Makanan jenis: darah,
tulang dan jeroan hindari; Kalau bisa pantang daging hewan berkali empat.
Minumuan jenis: beralkohol, arak, tuak, berem jauhi. Idealnya adalah makan makanan
organik dan vegetarian.
Lalu
yang terpenting berikutnya adalah jangan melakukan hubungan sex di luar
pernikahan.
Jangan menginap dan
tidur di sembarang tempat. Kalau terpaksa maka sebelum tidur harus dilakukan
pemberisihan dan pengamanan terlebih dahulu. Sebenarnya jika sudah punya Guru
maka Guru itu pasti mengajarkan tata cara ini.
Sumber Artikel : sitidharma.org, Buku Lontar Purwa Gama
sejarahharirayahindu.blogspot.com,
junidwaja.blogspot.com)
EmoticonEmoticon