Hindu Bersuara - Setiap tempat selalu
mempunyai tradisi atau kepercayaan tentang sebuah pantangan-pantangan.
Khususnya dalam kepercayaan Hindu di Bali, jika istri sedang hamil ada beberapa
pantangan bagi suami yang tidak boleh dilakukan. Berikut pantangan bagi para
suami yang saat ini istrinya sedang hamil khususnya menurut Hindu di Bali.
Ilustrasi |
Pantangan Hamil Secara Umum
Pada
umumnya pantangan yang tidak boleh dilakukan bagi suami yaitu :
- Menjelekkan, menghina, merendahkan orang lain
- Menyiksa binatang
- Makan atau minum berlebihan apalagi sampai mabuk
- Berjudi
Pantangan Hamil Dalam Kanda Pat Rare
Dalam
ajaran Kanda Pat Rare juga dijelaskan pantangan
yang tidak boleh dilakukan bagi suami
yaitu :
- Tidak membangunkan istri yang sedang tidur
- Tidak melangkahi (ngungkulin) istri yang sedang tidur
- Pada saat istri yang sedang hamil itu lagi makan, dilarang anglawatin (membayangi dengan bayangan badan) terhadap nasi atau makanan yang sedang dimakannya.
Dalam
ajaran kanda pat rare diyakini bahwa, perkembangan bayi berkaitan dengan
penstanaan para dewa di tubuh bayi, demikian juga para leluhur mulai
berhubungan dengan bayi anda. Sehingga untuk menghormati beliau yang sedang
berhubungan dengan pembentukan bayi dalam kandungan, hendaknya suami
menghormatinya dengan cara tidak melangkahi ataupun membangunkannya dengan
mengkejutkan pada saat istri anda tidur.
Pantangan Hamil Dalam Lontar Eka Pertama
Dalam
Lontar Eka Pertama juga dijelaskan hendaknya seorang suami melakukan swadharma
agar menurunkan anak yang baik (dharma putra), yaitu tidak diperkenank
- Membangun rumah
- Memotong rambut
- Menyelenggarakan pengangkatan anak
- Membuat pagar rumah atau pagar ladang
- Memperistri wanita lain
- Selingkuh
Larangan-larangan
berlaku bagi suami tersebut, konon merupakan petuah dari Bhatara Brahma yang disampaikan kepada Bhagawan Bergu.
Sedangkan
yang sebaiknya dilakukan oleh para suami ketika istri sedang hamil menurut Bhuwana Kosa, Wrhaspati Tattwa, dan
Mahabharata, adalah sebagai berikut :
- Membuat perasaan istri tenang/ damai/ aman/ terlindung
- Melakukan derma (Drwya Yadnya – dana punia)
- Rajin sembahyang, bersamadhi, bermeditasi
- Membaca Mahabharata
Pada
usia kehamilan 7 bulan, adakan upacara megedong-gedongan (kalau mungkin/ bisa)
Kalau tidak, sembahyang biasa ditujukan kepada Bhatara Guru (Sanghyang Widhi)
mohon keselamatan bayi dan ibunya.
Mengendalikan
panca indria, bila mampu berpuasa setiap bulan purnama dan tilem.
Disamping
itu, pada saat istri hamil, bila ia sedang makan, hendaknya jangan diajak
bicara, apalagi diberi kata-kata kotor, kasar, keras yang membuatnya
tersinggung dan sakit hati. Karena, Sang Hyang Urip sedang bersemayam pada
orang yang sedang makan.
Itulah
sebabnya kemudian muncul mitos yang mengatakan, tidak boleh membunuh orang yang
sedang makan, walaupun dia seorang penjahat atau musuh sekalipun. Maka dari
itu, bagi suami-istri agar semua pikiran, perkataan dan perbuatan, diarahkan
pada ajaran-ajaran kebajikan (dharma), agar terhindar dari malapetaka, baik
bagi mereka berdua, maupun anak yang dikandungnya.
Larangan Untuk Wanita Yang
Hamil
Jika dalam tradisi agama Hindu di Bali pada umumnya untuk wanita yang
sedang mengandung tidak diperbolehkan untuk melakukan upacara mepandes atau
potong gigi
Dasar acuannya: Lontar Catur Cuntaka. Penjelasan:
1.
Mepandes adalah suatu upacara yang menyebabkan diri cuntaka.
Lamanya
cuntaka, saat dia naik ke bale petatahan, selama metatah, dan sampai selesai,
diakhiri dengan mabeakala. Setelah mabeakala barulah cuntakanya hilang. Prosesi
itu memakan waktu antara 1-2 jam. Walaupun masa cuntaka itu singkat, tetap saja
Ibu itu kena cuntaka.
2. Bayi atau jabang bayi yang ada dalam kandungan
adalah roh suci yang patut dihormati, dipuja atas perkenan Sanghyang Widhi yang
“mengijinkan” roh itu menjelma kembali menjadi manusia (walaupun masih berupa
janin).
Jadi
Ibu yang mengandung bayi yang suci, patut dihindarkan dari penyebab-penyebab
cuntaka. Tidak hanya potong gigi saja, tetapi juga semua jenis cuntaka,
misalnya: ngelayat orang mati, mengunjungi penganten (pawiwahan), memegang
orang-orang sakit (sakit gede – lepra, aids dll).
Jadi
demi keselamatan Ibu dan Bayi, sebaiknya upacara potong gigi itu ditunda sampai
bayinya lahir dan sudah berusia lebih dari 3 bulan.
Semoga
artikel ini dapat bermanfaat. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau
kurang tepat. Mohon dikoreksi bersama.Suksma…
Sumber Artikel : stitidharma.org, cakepane.blogspot.co.id
EmoticonEmoticon