Masa yang ceria |
Hindu Bersuara - Dear masa kecil, aku sangat merindukanmu. Kamu
adalah bagian hidup yang paling indah bagiku. Bagian dari apa yang kurindukan di saat sekarang dan selamanya.
Kamu adalah waktu dimana aku hanya perlu berlari dan tidak pernah takut jatuh.
Waktu dimana aku akan bernyanyi sekuat mungkin, melepaskan segala suara di hati
ke alam, tidak perduli nadanya sumbang atau bukan.
Kamu adalah masa kecil yang indah. Tak perlu baju
bagus, makan enak atau wanita elok. Yang kubutuhkan hanya hujan untuk basah,
lalu matahari untuk kembali kering. Yang kubutuhkan hanya angin untuk
menebarkan suara hati kita. Kamu adalah waktu dimana logika tak perlu
diandalkan.
Jujur, aku tidak mengingat semua detil bagian
darimu. Yang kutahu, di masamu, imajinasiku sulit untuk kubendung. Duduk
bersila. Tangan terlipat. Mata terpejam. Nafas keluar teratur. Hening. Khusyuk.
Tak bergeming. Dan aku akan tertawa atau kadang tersipu malu jika mendengar
atau sekedar membayangkannya. Semua yang kulihat di layar televisi akan bermain
dalam imajinasiku. Dunia hanya milikku sendiri.
Masa kecil terindah |
Jika mengingat itu aku hanya akan tertawa,
setidaknya dalam hati. Kamu memang sangat kurindukan saat ini. Kamu adalah masa
dimana aku tak pernah malu meneteskan air mata, jika ada sesuatu yang terasa
luka dan menyayat di hatiku. Aku tidak perlu berpura-pura tegar dan tangguh
sementara hati terasa tersayat-sayat dan pilu. Kamu adalah masa dimana jeritan
tangis kuanggap sebagai senjata untuk mendapatkan perhatian dan pertolongan.
Aku ingin benar-benar kembali kepadamu dan berhenti selamanya bersamamu.
Bersamamu bahagia itu sederhana sekali. Saat Bibi
mengajarkanku bagaimana caranya mengikat tali sepatu yang benar. Saat Ibu
menghadiahiku sepotong roti ketika ia pulang ke rumah. Saat berlari mengejar layangan putus. Atau
saat berlari-lari di tengah derasnya hujan. Hal-hal kecil seperti itu sudah
cukup buatku untuk mensyukuri kehidupan.
Bersamamu, kita benci dengan pemikiran orang dewasa.
Mereka memarahiku ketika aku bermain dengan teman hingga larut malam. Padahal
itulah yang membuatku senang dan bahagia. Bukankah semua upaya manusia
bertujuan untuk kesenangan dan kebahagian? Sementara aku sudah mendapatkannya
dengan mudah. Tetapi mereka tidak izinkan? Kita bingung dengan orang dewasa.
Sungguh aku benar-benar merindukanmu. Aku sudah
benar-benar muak dengan sandiwara kedewasaan ini. Jujur, aku ingin berhenti di
kamu.
Sumber : hipwee
EmoticonEmoticon