-->
logo blog

Monday, April 18, 2016

Paris Expo 1931, Promosi Pariwisata Bali Pertama di Mancanegara.






Paris Expo Tahun  1931
Hindu Bersuara - Setelah jatuhnya Badung dan Tabanan (1906) disusul Klungkung (1908), Pemerintah Kolonial Belanda menguasai Bali secara utuh.

Pemerintah Kolonial sejak akhir Abad 19 telah melihat keunikan Bali sebagai sebuah "Museum Hidup".
Bentang alam vulkanis yang indah dan khazanah kebudayaan yang tiada duanya. Bali telah dilihat sebagai magnet besar yang dapat menarik wisatawan Eropa untuk datang berkunjung.

Upaya konservasi dan dokumentasi dilakukan Liefrinck-van der Tuuk dengan membangun Gedong Kirtya di Singaraja dan Museum Bali di Denpasar, 1930.

Promosi melalui pameran kebudayaan dan perlawatan kesenian pun digelar di jantung Eropa, Paris.
Paris Expo saat itu telah dikenal sebagai pekan raya terbesar di dunia.

Menara Eiffel pada awalnya khusus dibangun untuk menjadi landmark, simbol Paris Expo, dan icon kisah sukses industrialisasi Perancis.

Anjungan Negeri Belanda (The Nederland Pavilion) pada Pameran Internasional Negeri Kolonial di Paris dibangun cantik, megah dan sangat menarik perhatian.

Arsitektur pavilion Belanda itu mengawinkan gaya otentik dan modern, dengan kombinasi elemen dominan berupa Gelung Kori Bali di tengah-tengah, dan dua buah atap "Meru" bertengger di puncak atap di kedua sayap bangunannya. Inilah awal profanisasi elemen arsitektur tempat suci atas nama pariwisata.

Perlawatan kesenian Bali pada Pameran Internasional Negeri Kolonial Paris (Exposition Coloniale Internationale De Paris), pada tahun 1931 merupakan promosi pariwisata Bali pertama.

Rombongan perlawatan seni pertunjukan Hindia Belanda dipimpin oleh Tjokorda Gde Raka Sukawati, asal Ubud, Bali.

Sumber :  www.sejarahbali.com


EmoticonEmoticon