-->
logo blog

Monday, April 18, 2016

Seorang Turis Menyaksikan Umat Hindu Melaksanakan Persembahyangan di Pura Taman Ayun, 1974

Pura Taman Ayun Tahun 1974
Hindu Bersuara - Bali adalah pulau dengan pintu selalu terbuka, yang membuatnya senantiasa berubah dari waktu ke waktu.

Bali dikenal identik dengan kreativitas, yang membuat Bali jadi sangat menyenangkan banyak orang, karena mereka merasa selalu menikmati yang baru di sini, setiap saat ada yang tergantikan.

Tapi sebagai sebuah kosmos, mau kemana Bali dengan pergantian itu? Ke arah mana sesungguhnya pergantian itu dikehendaki oleh orang-orang Bali? Dalam berbagai perbincangan, sering kali kita merasakan kebimbangan terhadap pilihan menuju bentuk pergantian itu.

Menjadikan Bali sebagai sebuah kawasan industri mendapat tantangan keras. Banyak yang menginginkan Bali bertahan pada pola pertanian. Tapi semua orang mengakui, pertanian di Bali tak sanggup mensejahterakan rakyatnya.

Sementara yang lain berkomentar, menelantarkan pertanian sama artinya dengan meninggalkan jati diri Bali. Tak akan ada lagi kebudayan Bali jika pertanian dikucilkan. Turisme sering dituding biang keladi perubahan Bali.

Jika tak ada turisme, Bali akan bertahan. Tapi justru kemolekan budaya Bali, kecantikan peradabannya yang sering didengungkan sebagai satu-satunya eksotisme dunia, menciptakan perubahan dahsyat di Bali.
Kalau Bali tidak molek, tak ada pelancong plesir ke pulau ini.


Tak akan ada yang mengubah Bali. Maka yang membuat Bali berubah adalah Bali sendiri.tahun 1913.


EmoticonEmoticon