Hindubersuara.com-- Setiap manusia hidup memerlukan makan. Dengan makan kita mendapatkan energi. Bahkan ada sebuah ungkapan yang mengatakan :"you are what you eat". itu artinya, apa yang anda makn, begitulah anda. Jika anda makan serba lunak, berenergi, dikatakan anda makan yang satwika. Jika anda makan yang serba daging hewan, pedas dan merangsang, dikatakan anda makan yang rajasika, sedangkan jika makanan anda yang seba basi, busuk, berlemak, maka dikatakan anda memakan makanan yang tamaksika. Contoh dibandingkan jika orang makan yang disebut herbivoren, cornivoren dan omnivoren. ada kemiriban, tetapi jelas tidak sama. ya, memang makanan sangat mempengaruhi pembawaan seorang. orang yang makan serba halus, lunak, mempunyai pembawaan tenang, santun/serba merangsang mempunyai pembawaan yang energik, aktif dan pemarah, sedangkan yang selalu makan yang berlemak, basi, akan mempunyai pembawaan yang malas, suka tidur, cuwek.
Yajna Sesa (jurusapu.com) |
Komposisi makanan menurut ahli gizi, menentukan derajat kesehatan seorang. Karena itu mengkonsumsi makanan untuk menjaga kondisi kesehatan sangat penting perannya. Yang lebih berarti dan penting adalah bagaimana cara kita makan. Umat Hindu dituntun oleh ajaran yang disebut pada Bhagavadgita III.13 yang berbunyi sebagai berikut :
" Yadnya sistasinah santo
Mucyante sarva kilbisaih
Bunyante ta tva agam papa
Ye pacanty atma karanat "
Artinya : Ia yang makan sisa dari yadnya akan dibebaskan dari segala dosa, sedangkan yang memasak hanya untuk dirinya sendiri sesungguhnya makan dosa (Pudja, 2004 :86)
Makna apakah yang kita dapat tangkap sloka di atas?. ada beberapa petunjuk yang pantas kita sikapi yaitu : sebelum kita makan terhadap apa yang kita masak, terlebih dahulu perlu kita haturkan kepada Sang Hyang Widhi dan sisa yadnya itu baru kita makan. Sisa yadnya itu disebut "Prasadam". Kemudian dilakukan yadnya sesa atau istilah para leluhur kita terdahulu disebut "mesaiban" atau ngejot. Caranya sebelum makan, kita mengambil sepiring kecil nasi yang baru matang, dan ditambah dengan garam, sambal serta lauk pauk sesukupnya. Semangkok kecil nasi dan lauk pauk itulah yang kita haturkan yadnya itu, dilengkapi pula dengan menghidupakan sebuah dupa sebagai lambang saksi daripada yadnya itu. yadnya inilah yang disebut yadnya sesa. Sebagian besar makanan yanng ada dimeja berupa nasi, sayur dan lauk pauknya yag siap di atas meja makan itu, disebut "prasadam".
Dengan melaksanakan yadnya seperti di atas tadi, maka apa yang akan disantap oelh keluarga, sudah merupakan makanan yang suci/halal, karena sudah melalui yadnya sebelumnya. Keluarga ini bebas dari dosa, karena apa yang kita makan setiap harinya selalu berupa prasadam. Makanan itu diproses di dalam tubuh kita menjadi 3 bagian partikel, yaitu satu akan menjadi sari makanan yang masuk ke otak, kedua menjadi daging dan ketiga sisanya keluar menjadi tinta (kotoran). karena proses ini berjalan mengikuti lambang kesucian, maka kehidupan manusia itu menjadi suci.
Kondisi ini berdampak langsung terhadap 3 hal yang ada pada diri manusia, yaitu terhadap pikiran, perkataan dan perbuatannya. Dengan Sraddha seperti ini, maka manusia akan mengahdapi dan menjalankan kehidupannya dengan penuh ketenangan, kerukunan dan kedamian. Tujuan manusia yang tertinggi yairtu moksa (bersatu dengan Tuhan) dapat diwujudkan. Orang-orang yang melaksanakan hidup seperti ini, akan dijauhkan dari kehidupan adharma seperti Korupsi, mencuri dan sifat-sifat raksasa lainnya.
Sumber : Drs. A.A. Gede Raka Mas
EmoticonEmoticon