Benarkah Di Hindu Ada Moksa?

Hindu Bersuara--Dalam diskusi di forum dunia maya, seorang rekan menulis dengan maksud mencibir istilah “Vaikuntha” yang digunakan oleh beberapa orang terutama sekali oleh pengikut garis perguruan Vaisnava dalam menyebutkan alam Moksa atau kondisi Mukti (pembebasan). Dia mengutip beberapa sloka Bhagavata Purana yang memperlihatkan bahwa alam Vaikuntha tampak seolah-olah seperti alam Sorga yang penuh dengan kenikmatan dan suka cita. Sayangnya tanpa dia sadari ternyata dia juga keliru mengutip sloka-sloka “pembenaran asumsinya”. Dia mengutip sloka-sloka Bhagavata Purana mengenai alam-alam material (varsa) dan menyamakannya sebagai alam rohani Vaikuntha loka. Selanjutnya dia mengemukakan konsep Moksa yang menurut dia paling benar, yaitu penyatuan sang diri sebagai atman (jiva) dengan Brahman (Tuhan). Dia mengatakan bahwa hanya dengan bersatunya Atman dengan Brahman maka kebahagiaan sejati, Sat Cit Ananda dapat tercapai. Alam Vaikunta hanyalah konsep yang disimpangkan dan tidak pernah ada.
Moksa
Istilah pembebasan atau Moksa atau juga dikenal dengan istilah Mukti dapat kita temukan dalam beberapa manuskrip Veda. Salah satunya yang paling sering dikutip oleh kaum Vaisnava adalah sloka Bhagavata Purana 3.29.13 yang berbunyi:

“salokya-sarsti-samipya-
sarupyaikatvam apy uta
diyamanam na grhnanti
vina mat-sevanam janah,

Seorang penyembah murni tidak ingin menerima Moksa jenis apapun, Salokya (tinggal diplanet yang sama dengan Tuhan), Sarsti (Memperoleh kemewahan yang sama dengan kemewahan Tuhan), samipya (menjadi rekan pribadi Tuhan), sarupya (mendapat ciri badan yang sama dengan Tuhan), atau ekatva (Jivanmukti, menyatu dengan cahaya Brahman), walaupun semua hal tersebut ditawarkan oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.

Pernyataan serupa kembali ditegaskan dalam Bhagavata Purana 9.4.67:

“mat-sevaya pratitam te
salokyadi-catustayam
necchanti sevaya purnah
kuto 'nyat kala-viplutam

PenyembahKu selalu puas dalam pelayanan bhakti kepadaKu dan tidak tertarik pada empat jenis pembebasan [moksa; salokya, sarupya, samipya dan sarsti], meskipun secara otomatis hal itu bisa dicapai dengan pelayanan. Lalu apa yang dapat dikatakan untuk kebahagiaan sesaat dengan naik ke sistem planet yang lebih tinggi?”.

Dari dua sloka ini, setidaknya kita mendapat penggambaran bahwasanya kitab suci Veda mengakui adanya beberapa jenis Moksa dan dengan demikian menggugurkan anggapan bahwa Moksa hanyalah kondisi dimana sang Atman menyatu dengan Brahman.
Istilah Ekatva, atau penyatuan Atman dengan Brahman juga disebut dengan istilah Sayujya. Hal ini disinggung dalam kitab Vedanta Sutra. “Banyak bagian-bagian Upanisad menjelaskan pembebasan sebagai penyatuan sang Atman menjadi Brahman. Tahap awal masuknya Atman ke dalam cahaya Brahman disebut sayujya-mukti. Setelah mencapai dunia spiritual, Atman bisa mencapai empat jenis mukti yang lebih tinggi, di mana keempatnya terlebih dahulu telah mencapai penyatuan dalam sayujya-mukti.” (Vedanta Sutra 4.4.4).

Berdasarkan sloka Vedanta Sutra 4.4.4, dapat dikatakan bahwa empat jenis Moksa yang utama sudah pasti melewati Sayujya-mukti atau bersatunya Atman dengan cahaya Brahman (Brahmajyotir) sebelum pada akhirnya sang Atman masuk ke dalam alam rohani yang diselimuti cahaya Brahman tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan jenis Moksa penyatuan Atman dengan Brahman adalah lebih rendah dari empat moksa yang lain karena keempat jenis moksa yang lain sudah pasti melewati proses Sayujya sebelum masuk ke dalam alam rohani yang dikenal dengan sebutan Vaikuntha dan mendapatkan badan rohani. Kesimpulan ini juga dipertegas oleh sloka Vedanta Suta 4.4.13-14 yang menyatakan: “Atman yang terbebaskan adalah penikmat. Dalam Sayujya-mukti, sang Atman menikmati kebahagiaan transendental tanpa badan rohani seperti orang tidur yang menikmati mimpi. Kebahagiaan pembebasan pribadi, dimana Atman termanifestasi dalam badan spiritual jauh lebih besar. Keinginan Atman yang terbebaskan menikmati bukanlah dalam motif material, semuanya adalah anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa”.

Perbedaan pandangan tentang Moksa ini sepertinya muncul dari pondasi pemahaman awal yang berbeda mengenai siapa itu Brahman (Tuhan) dan siapa itu Atman. Pengikut ajaran Vaisnava mengatakan bahwa Tuhan dan Atman adalah kekal dan berbeda. Sedangkan pihak lain mengatakan Atman adalah percikan dari Tuhan yang sama dengan Tuhan tetapi sedang terpengaruh oleh Maya-Nya.

Post a Comment

Previous Post Next Post