Hindu Bersuara - Tumpek berasal dari
kata "Tumampek" yang
berarti mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan jalan mensyukuri
segala ciptaanNya.
Tumpek juga dapat
diartikan Awal dan Akhir karena sangat erat kaitannya dengan kalender Hindu
Bali. Terdapat sebanyak 30 Wuku, dan juga ada siklus Saptawara dan Pancawara di
dalam kalender Bali. Antara Saptawara terakhir (Saniscara) bertemu dengan
Pancawara terakhir (Kliwon) inilah disebut dengan Tumpek yang datangnya setiap
35 hari.
foto pusaka via facebook |
Landep berarti runcing, dimana simbol runcing ini mengacu kepada ketajaman fikiran. Jadi makna Tumpek Landep adalah untuk mensyukuri anugrah Ida Sang Hyang Widhi (Fikiran) dengan jalan selalu mengasah (meng-upgrade) ketajaman fikiran kita.
Tujuan utama dari
Tumpek Landep adalah agar kita bisa berfikir secara tajam dan focus, ketajaman
fikiran itu disimbolkan dengan benda runcing seperti Keris. Alat untuk mengasah
ketajaman fikiran tersebut adalah ilmu pengetahuan.
Manifestasi Ida Sang
Hyang Widhi yang dipuja pada saat Tumpek Landep adalah Sang Hyang Pasupati.
Kata Pasu dalam Bahasa Sansekerta yang artinya binatang dan Pati artinya Raja
atau menguasai.
Jadi tujuan memuja
Manifestasi Ida Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Pasupati adalah untuk
mendapatkan kekuatan guna menguasai sifat-sifat kebinatangan atau keraksasaan
yang sering menguasai diri manusia.
Jadi sesungguhnya dalam
perayaan Tumpek Landep, manusia atau diri kitalah yang terlebih dahulu di
Pasupati. Setelah itu barulah kita memohon kekuatan agar benda-benda yang
sakral atau senjata kuno berupa Keris atau Tombak memiliki energi yang baik dan
selaras dengan kita.
EmoticonEmoticon