Hindu Bersuara - Manusia wajib
menjaga keseimbangan ekosistem, sehingga kehidupan dapat berjalan serasi dan
harmonis. Salah satu dari komponen ekosistem rusak atau terganggu, maka akan
mempengaruhi keseimbangan ekosistem. Di alam ini yang termasuk makhluk hidup
adalah manusia, binatang dan tumbuh – tumbuhan.
Rare Angon |
Manusia dikatakan
memiliki tri pramana (tiga unsur kehidupan), yaitu bayu (tenaga), idep
(pikiran) dan sabda (suara). Binatang memiliki dwi pramana yaitu bayu dan
sabda, sedangkan tumbuh-tumbuhan memiliki eka pramana yaitu bayu saja. Karena
manusia memiliki tiga pramana itulah sebabnya manusia dikatakan makhluk yang
paling sempurna.
Namun sebagai
manusia, tetap harus menjaga alam lingkungan sekitarnya yang juga merupakan
sebuah yadnya. Saling memelihara, mengasihi sesama makhluk hidup juga disebut
yadnya. Aplikasi dari pemeliharaan lingkungan adalah melakukan yadnya pada Hari
Tumpek Wariga atau Tumpek Ngatag atau Tumpek Penguduh yang dilaksanakan setiap
enam bulan sekali, tepatnya setiap hari Sabtu Kliwon, Uku Wariga (kalender
Bali). Tujuannya melakukan pemujaan kehadapan Sang Hyang Sangkara sebagai
manifestasinya dari Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan). Beliau yang menciptakan dan
melestarikan semua tumbuh-tumbuhan yang memberi kesejahteraan bagi kehidupan di
dunia.
Upacara yadnya
yang mencerminkan pemeliharaan lingkungan selain tumbuh-tumbuhan adalah melalui
hewan-hewan kecil seperti segala jenis unggas. Dilakukan setiap enam bulan yang
disebut Tumpek Uye atau Tumpek Kandang, jatuh pada Sabtu Kliwon, Uku Uye
(Kalender Bali). Pada saat itu dilakukan persembahan kepada Bhatara Siwa dalam
manifestasinya sebagai Sang Rare Angon yang menguasai semua binatang besar
maupun kecil. Perayaan tumpek kandang bermakna untuk mengendalikan sifat-sifat
binatang yang kurang baik, seperti sifat liar, susah diatur, ingin selalu bermusuhan
seperti sifat ayam, sifat malas seperti babi.
Sumber Artikel : parissweethome
EmoticonEmoticon