Asta Kosala Kosali |
Hindu Bersuara - Asta Kosala Kosali merupakan sebuah cara
penataan lahan untuk tempat tinggal dan bangunan suci. Penataan Bangunan
biasanya menggunakan anatomi tubuh manusia. Pengukuran didasarkan pada ukuran
tubuh, tidak menggunakan meter. Jenis-jenis pengukurannya sebagai berikut:
· Musti
(ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang
menghadap ke atas)
· Hasta
(ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan
sampai ujung jari tengah yang terbuka)
· Depa
(ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke
kanan)
Konsep penataan Rumah
di Bali juga didasarkan oleh Buana Agung (Makrokosmos) dan Buana Alit
(Mikrokosmos). Yaitu sebagai berikut:
1. Bhur,
alam nista yang menjadi simbolis keberadaan setan dan nafsu yang selalu
menggoda manusia untuk berbuat menyimpang dari dharma.alam semesta,
2. Bwah,
alam manusia dan kehidupan keseharian yang penuh dengan godaan duniawi, yang
berhubungan dengan materialism
3. Swah,
Sorga alam dewa-dewi dan Brahman, alam yang dihuni oleh jiwa-jiwa (atman) yang
bathinnya bersih dan suci serta hidupnya penuh welas asih dan dharma kebaikan.
Selain itu, Asta Kosala
Kosali juga berpatokan pada Nawa Sanga (9 mata angin). Setiap bangunan itu
memiliki tempat sendiri. Yaitu sebagai berikut:
1. Dapur,
karena berhubungan dengan Api maka Dapur ditempatkan di Selatan,
2. Tempat
Sembahyang karena berhubungan dengan menyembah akan di tempatkan di Timur
tempat matahari Terbit.
3. Karena
Sumur menjadi sumber Air maka ditempatkan di Utara dimana Gunung berada.
Pemilihan
Tanah Untuk Membangun
Tanah
yang dipilih untuk lokasi membangun perumahan diusahakan tanah yang miring ke
timur atau miring ke utara, pelemahan datar (asah), pelemahan inang, pelemahan
marubu lalah(berbau pedas).
Tanah yang patut
dihindari sebagai tanah lokasi membangun perumahan adalah :
1. karang
karubuhan (tumbak rurung/ jalan),
2. karang
sandang lawe (pintu keluar berpapasan dengan persimpangan jalan),
3. karang
sulanyapi (karang yang dilingkari oleh lorong (jalan)
4. karang
buta kabanda (karang yang diapit lorong/ jalan),
5. karang
teledu nginyah (karang tumbak tukad),
6. karang
gerah (karang di hulu Kahyangan),
7. karang
tenget,
8. karang
buta salah wetu,
9. karang
boros wong (dua pintu masuk berdampingan sama tinggi),
10. karang
suduk angga, karang manyeleking dan yang paling buruk adalah
11. tanah
yang berwarna hitam- legam, berbau “bengualid” (busuk)
Konsep Asta Kosali Kosali |
Tanah- tanah yang tidak
baik (ala) tersebut di atas, dapat difungsikan sebagai lokasi membangun
perumahan kalau disertai dengan upacara/ upakara agama yang ditentukan, serta
dibuatkan palinggih yang dilengkapi dengan upacara/ upakara pamarisuda.
Perumahan Dengan Pekarangan Sempit, bertingkat dan Rumah Susun.
Sejarah
Asta Kosala Kosali
Menurut Ida Pandita
Dukuh Samyaga, perkembangan arsitektur bangunan Bali, tak lepas dari peran
beberapa tokoh sejarah Bali Aga berikut zaman Majapahit. Tokoh Kebo Iwa dan Mpu
Kuturan yang hidup pada abad ke 11, atau zaman pemerintahan Raja Anak Wungsu di
Bali banyak mewarisi landasan pembanguna arsitektur Bali.
Danghyang Nirartha yang
hidup pada zaman Raja Dalem Waturenggong setelah ekspidisi Gajah Mada ke Bali
abad 14, juga ikut mewarnai khasanah arsitektur tersebut ditulis dalam lontar
Asta Bhumi dan Asta kosala-kosali yang menganggap Bhagawan Wiswakarma sebagai
dewa para arsitektur.
Karenanya, tiap
bangunan di Bali selalu disertai dengan upacara pemujaan terhadap Bhagawan
Wiswakarma. Upacara demikian dilakukan mulai dari pemilihan lokasi, membuat
dasar bagunan sampai bangunan selesai. Hal ini bertujuan minta restu kepada
Bhagawan Wiswakarma agar bangunan itu hidup dan memancarkan vibrasi positif
bagi penghuninya.
Penataan
Berdasarkan Kondisi
Pekarangan Sempit.
Dengan sempitnya
pekarangan, penataan pekarangan sesuai dengan ketentuan Asta Bumi sulit dilakukan. Untuk itu jiwa konsepsi Tri Mandala sejauh mungkin hendaknya
tercermin (tempat pemujaan, bangunan perumahan, tempat pembuangan (alam bhuta).
Karena keterbatasan
pekarangan tempat pemujaan diatur sesuai konsep tersebut di atas dengan membuat
tempat pemujaan minimal Kemulan/ Rong Tiga atau Padma, Penunggun Karang dan Natar.
Rumah
Bertingkat.
Untuk rumah bertingkat
bila tidak memungkinkan membangun tempat pemujaan di hulu halaman bawah boleh
membuat tempat pemujaan di bagian hulu lantai teratas.
Rumah
Susun.
Untuk rumah Susun
tinggi langit- langit setidak- tidaknya setinggi orang ditambah 12 jari. Tempat
pemujaan berbentuk pelangkiran ditempatkan di bagian hulu ruangan.
Tata
Letak Dalam Membangun
Ketika rancangan rumah
sudah selesai, dalam proses membangun rumah ada beberapa hal yang bisa menjadi
patokan agar rumah lebih bersinergi positif. Yaitu sebagai berikut:
1. Bangunan yang terletak di
timur,lantainya lebih tinggi sebab munurut masyarakat bali selatan
umumnya,bagian timur dianggap sebagai hulu(kepala)yang disucikan. Dari segi
fengshui pun mengatakan dengan tatanan seperti sinar matahari tidak terlalu
kencang,dan air tidak sampai ke bagian hulu sehingga memberikan energi yang
lebih positif. Bagunan yang cocok untuk ditempatkan diareal itu adalah tempat
suci keluarga yg disebut merajan atau sanggah
2. Dapur diletakan di arah barat (barat
daya) dihitung dari tempat yang di anggap sebagai hulu (tempat suci) atau di
sebelah kiri pintu masuk areal rumah, karena menurut konsep lontar Asta
Bumi,tempat ini sebagai letak Dewa Api.
3. Sumur ato lumbung tempat penyimpanan
padi jika bisa diletakan di sebelah timur atau utara dapur atau juga di sebelah
kanan pintu gerbang masuk rumah karena melihat posisi Dewa Air.
4. Bangunan balai Bandung (tempat tidur)
diletakan diarah utara,sedangkan balai adat atau balai gede ditempatkan
disebelah timur dapur dan diselatan balai Bandung.Bangunan penunjang lainnya
diletakkan di sebelah selatan balai adat.
Penentuan
Pintu Masuk
Selain menemukan
posisinya yang tepat untuk menangkap dewa air sebagai sumber rejeki ukuran
pintu masuk juga harus diatur. Jika membuat pintu masuk lebih dari satu,lebar
pintu masuk utama dan lainya tidak boleh sama.Termasuk tinggi lantainya juga
tidak boleh sama. Lantai pintu masuk utama (dibali berbentuk gapura/angkul –
angkul) harus dibuat lebih tinggi dari pintu masuk mobil menuju garase.jika
dibuat sama akan memberi efek kurang menguntungkan bagi penghuninya bisa boros
atau sakit-sakitan.Akan sangat bagus bila di sebelah kiri (sebelah timur jika
rumah mengadap selatan) diatur jambangan air (pot air) yang diisi ikan.
Semoga bermanfaat untuk
semeton dalam membangun rumah yang nyaman dan aman serta mampu menambah dan
menumbuhkan energi positif pada rumah sesuai dengan maksud dan tujuan dari Asta
Kosala Kosali.
Sumber : Buku Asta Kosala Kosali
EmoticonEmoticon