-->
logo blog

Tuesday, April 26, 2016

Makna Nama "Luh Ayu" Bagi Masyarakat Bali


Makna Nama "Luh Ayu" 
Hindu Bersuara - "Luh", sebuah kata dalam tradisi Bali menunjukan identitas seorang perempuan. ketika ditambah kata "Ayu", menjadi "Luh Ayu'', mempresentasikan sekaligus menguatkan identitas perempuan sebagai sosok yang diidaman laki-laki yakni jegeg, langsing lanjar, pamulune nyandat gading; berwajah cantik, tubuh seksi, kulit kuning langsat. Selanjutnya, kata "Luh Ayu" mengandung makna pengharapan agar perempuan tumbuh menjadi bunga natah, seperti pohon bunga di halaman rumah. 

"Luh Ayu" ibarat pohon bunga yang berada di halaman rumah, tentu saja membuat sejuk dan nyaman suasana rumah, disamping memberi rasa bahagia bagi keluarga yang setiap saat mencium bau harum semerbak bunga bermekaran. Bagi laki-laki yang lewat atau lalu-lalang di depan rumah, sering tergoda melirik keindahan pohon bunga yang mekar di halaman rumah seseorang. Laki-laki yang sedang jatuh cinta kepada seorang perempuan, kerapkali menjadikan perempuan pujaan hatinya sebagai "bunga idup", semangat kehidupan. Setiap memandang wajah atau bertemu dan bertegur sapa dengan perempuan yang dicintainya, laki-laki merasakan getaran semangat hidup. Bersama perempuan pujaan, hati dan pikiran laki-laki pun berbunga-bunga laku, ini mungkin gombal, ingin hidup seribu tahun....!

"Luh Ayu" dalam spritualitas orang Bali mengandung makna spirit hidup, menguatkan jati diri perempuan yang memiliki kodrat melahirkan anak penerus kehidupan, sebagai pribadi yang penuh kebahagian, dan sosok lemah lembut penebar kasih sayang. Maka, perempuan dilahirkan ke dunia lengkap dengan rahim sebagai tempat yang hangat bagi janin tumbuh dan berkembang, sebelum akhirnya lahir menjadi bayi idaman keluarga. Bayi ini diharapkan menjadi penerus, penyelamat, dan cahaya kehangatan keluarga. Dalam konteks kodrat inilah, kata "Luh Ayu" menjadi sebuah aksara modre yang bisa dieja, "Lem, Ung. Hrang, Ang, Yem, Ung"; doa penuh harapan agar kehangatan cahaya kesucian Hyang Widhi dalam diri perempuan bisa melahirkan generasi penerus yang menyelamatkan kehidupan umat manusia. Dari "Luh Ayu", perempuan Bali mendapat identitas "Luh Luwih", perempuan utama, sosok yang melahirkan anak-anak penerus kehidupan.

Sebagi "Luh Luwih" dalam kepercayaan Jawa, menurut Krisna bayu Adji (2013) perempuan juga disebut wanita, karena kata wanita dimaknai dengan "wani ditata" dan "wani nata". "wani ditata" maksudnya wanita harus bersedia mendengarkan dan melaksanakan petuah-petuah yang baik dari sang guru laki (suami). Sedangkan "wani nata" maksudnya wanita harus mampu memberikan pertimbangan pemikiran kepada suaminya agar melahirkan keputusan yang bijaksana bermanfaat untuk kebaikan bersama. Perempuan memiliki peran utama dalam kehidupan baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas. "Ayu Ayu" dalam kontekasglobalisasi menjadi idaman, tak hanya bagi laki-laki tapi bagi negeri yang tengah dilanda berbagai problem sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Selain melahirkan anak-anak yang sehat fisik dan mental, pikiran cerdas dan cemerlang para perempuan patut didengar dan dilaksanakan. "Ih...Luh Ayu, dini negak di Samping bli .......!"

Sumber : Ketut Sumadi 


EmoticonEmoticon