-->
logo blog

Sunday, March 20, 2016

Siap Jadi Caru Demi Menyelamatkan Ibuk Pertiwi


Tolak Reklamasi Seluruh Desa Adat Di Bali
Hindubersuara - Bila Rahwana masih enggan melepas Dewi Shinta, tetap menawannya atau bahkan mencoba memperkosanya, maka Raja durhaka itu mesti siap untuk gelisah dalam tidurnya.

Sebab Hanuman si kera putih dan Sugriwa, si kera merah, akan memimpin pasukan Sri Rama untuk membangun jembatan Situbanda demi melebur Alengka menjadi puing-puing neraka.

Setidaknya itu peringatan Rsi Walmiki saat berkisah tentang Rahwana, si Raja Alengka yang rakus dan pongah kepada Sri Rama dan Dewi Shinta, lebih dari 5.000 tahun yang lalu di tanah Hindustan, India.

Dan kini, di tanah Hindustan kecil bernama Bali, Rsi Walmiki telah diganti oleh Dang Hyang Nirartha yang bertutur tentang Rahwana Baka, seorang raja yang lahir dari setetes darah di hutan bakau, Tanjung Benoa.

Kelak, bila Rahwana Baka ini tetap berhasrat untuk menjerat kaki Sang Ibu dari putra-putri tanah Bali, maka di situ ia akan melihat semua Rama-Rama Desa Adat membentang busur dan mengerahkan pasukannya.

Di bawah Panji yang dirajah gambar Hanuman (si Kera putih) dan Sugriwa (si kera merah), mereka akan bergerak dalam asuhan warna kesucian dan keberanian hati sebagai energi yang melesatkan kekuatan Sang Bayu yang mengantar mereka untuk bernyanyi lagu "Puputan".

Para Masyarakat bali di Tal Bali Mnadara
Maka jalan Tol Bali Mandara itu akan menjadi jembatan Situbanda, dimana langit akan melihat ribuan putra-putri tanah Hindustan Bali berderap langkah dari balik dedaunan hutan bakau demi mencari Ibu Pertiwi mereka yang diperangkap dan hendak diperkosa oleh Rahwana Baka.

Lalu dengarlah Dang Hyang Nirartha bersabda mengiringi langkah mereka dari alam niskala;

"Uduh nanakKu pwa kita kabeh
Atag-atag wadua balanya
Mabela pati pwa kita ri Ibu"

Siapa pun pernah mendengar sabda Sang Wiku itu, akan mengerti kenapa para Rama Desa Adat di tanah Hindustan terus bergerak dalam keteguhan. Karena mereka telah diberkahi taksu sabda Sang Wiku.

Usai itu kita akan mendengar kicauan seekor burung di dahan hutan bakau bernyanyi sendu untuk menyampaikan pesan;

"Terima kasih putra-putri Bali. Atas nama alam semesta, aku nyanyikan lagu kekaguman bagi Jiwa kalian. Karena kalian telah menjaga kesucian tanah warisan. Karena kalian berani membawa terang, yang melenyapkan godaan harta, sebagai penyebab datangnya kegelapan Sapta Timira di tanah suci ini."


"Kelak tanah pertiwi ini akan mencatat harum nama kalian, seperti sejarah mencatat prawira-prawira tanah Bali yang gugur menjaga harkat dan martabat kesuciannya."


Sumber : Semeton bali


EmoticonEmoticon