Tolak Reklamasi Seluruh Desa Adat Di Bali |
Hindubersuara - Bila
Rahwana masih enggan melepas Dewi Shinta, tetap menawannya atau bahkan mencoba
memperkosanya, maka Raja durhaka itu mesti siap untuk gelisah dalam tidurnya.
Sebab
Hanuman si kera putih dan Sugriwa, si kera merah, akan memimpin pasukan Sri
Rama untuk membangun jembatan Situbanda demi melebur Alengka menjadi
puing-puing neraka.
Setidaknya
itu peringatan Rsi Walmiki saat berkisah tentang Rahwana, si Raja Alengka yang
rakus dan pongah kepada Sri Rama dan Dewi Shinta, lebih dari 5.000 tahun yang
lalu di tanah Hindustan, India.
Dan
kini, di tanah Hindustan kecil bernama Bali, Rsi Walmiki telah diganti oleh
Dang Hyang Nirartha yang bertutur tentang Rahwana Baka, seorang raja yang lahir
dari setetes darah di hutan bakau, Tanjung Benoa.
Kelak,
bila Rahwana Baka ini tetap berhasrat untuk menjerat kaki Sang Ibu dari
putra-putri tanah Bali, maka di situ ia akan melihat semua Rama-Rama Desa Adat
membentang busur dan mengerahkan pasukannya.
Di
bawah Panji yang dirajah gambar Hanuman (si Kera putih) dan Sugriwa (si kera
merah), mereka akan bergerak dalam asuhan warna kesucian dan keberanian hati
sebagai energi yang melesatkan kekuatan Sang Bayu yang mengantar mereka untuk bernyanyi
lagu "Puputan".
Para Masyarakat bali di Tal Bali Mnadara |
Maka
jalan Tol Bali Mandara itu akan menjadi jembatan Situbanda, dimana langit akan
melihat ribuan putra-putri tanah Hindustan Bali berderap langkah dari balik
dedaunan hutan bakau demi mencari Ibu Pertiwi mereka yang diperangkap dan
hendak diperkosa oleh Rahwana Baka.
Lalu
dengarlah Dang Hyang Nirartha bersabda mengiringi langkah mereka dari alam
niskala;
"Uduh
nanakKu pwa kita kabeh
Atag-atag
wadua balanya
Mabela
pati pwa kita ri Ibu"
Siapa
pun pernah mendengar sabda Sang Wiku itu, akan mengerti kenapa para Rama Desa
Adat di tanah Hindustan terus bergerak dalam keteguhan. Karena mereka telah
diberkahi taksu sabda Sang Wiku.
Usai
itu kita akan mendengar kicauan seekor burung di dahan hutan bakau bernyanyi
sendu untuk menyampaikan pesan;
"Terima
kasih putra-putri Bali. Atas nama alam semesta, aku nyanyikan lagu kekaguman
bagi Jiwa kalian. Karena kalian telah menjaga kesucian tanah warisan. Karena
kalian berani membawa terang, yang melenyapkan godaan harta, sebagai penyebab
datangnya kegelapan Sapta Timira di tanah suci ini."
"Kelak
tanah pertiwi ini akan mencatat harum nama kalian, seperti sejarah mencatat
prawira-prawira tanah Bali yang gugur menjaga harkat dan martabat
kesuciannya."
Sumber : Semeton bali
EmoticonEmoticon