Ilustrasi |
Tapi
ternyata, kehadiran layanan transportasi dengan aplikasi itu berimbas pada para
sopir Angkot. Mereka yang tak paham teknologi tersisih. Pendapatan berkurang.
"Ya
gimana, itu adanya ojek online bikin pendapatan kurang. Belum lagi ada taksi
online," kata Inang pengemudi Angkot 18 Kp Melayu-Pd Gede yang ditemui di
Terminal Kp Melayu, Jaktim, Senin (14/3/2016).
Dahulu
Inang narik Angkot bisa lima rit, sejak pagi hingga pukul 24.00 WIB. Tapi
sekarang, paling banyak hanya tiga rit dan narik hanya sampai pukul 19.00 WIB.
"Gimana
lagi, sepi. Pendapatan kurang 30-50 persen," terang dia.
Hal
senada juga disampaikan Dullah, pengemudi Angkot 02 Kp Melayu-Bekasi. Kehadiran
layanan transportasi online memukul pendapatan mereka.
"Katanya
taksi online sama ojek online sudah didukung pemerintah, jadi nggak bisa
dihapusin. Ya kita sih nggak bisa apa-apa, pasrah saja," tutup dia.
(dra/dra)
Sumber : detik
EmoticonEmoticon